KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus)
(Phaseolus radiatus)
Oleh : Syadudin D
Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
merupakan salah sayu tanaman kacang-kacangan yang penting di Indonesia. Tanaman
ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman utama kedua setelah padi. Sebagai
komoditas tanaman pangan, kacang hijau mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
·
Berumur genjah (55 - 65 hari)
·
Lebih toleran kekeringan dengan
kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang hijau
relatif kecil, yakni 700 - 900 mm/tahun
·
Dapat ditanam pada lahan yang
kurang subur dan penyubur tanah
·
Cara budidayanya mudah, cukup
olah tanah minimum tillage
·
Hama yang menyerang relatif
sedikit
Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau
sekitar 61% dari produksi nasional. Permintaan
kacang hijau pada Tahun 2005 dan akhir Tahun 2018 diperkirakan masing-masing
mencapai 412.000 ton dan 577.000 ton. Oleh karean itu, perlu ada terobosan teknologi untuk peningkatan produksi. Teknologi untuk pengembangan kacang hijau :
·
Varietas unggul baru
·
Pengelolaan lahan, tanaman dan
organisme pengganggu (Pengelolaan LATO).
Beberapa varietas unggul sudah dilepas Balitkabi
: Perkutut, Walet, Murai, Nuri, Merak, Kutilang dan Camar
Kandungan Gizi
·
Sebagai bahan makanan, biji kacang hijau
mempunyai nilai gizi yang tinggi, yaitu mengandung 25 % protein dan beberapa
vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk pertumbuhan manusia.
·
Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk, baik langsung maupun dalam berbagai makanan setelah diolah
lebih dahulu.
·
Kandungan dan nilai gizi dalam 100 gram
biji kacang hijau dapat dilihat pada
table dibawah ini.
Tabel
1. Kandungan Gizi kacang Hijau (dalam 100 gram bahan)
No
|
Jenis Gizi
|
Kandungan
|
|
1.
|
Kalori
|
345,00
|
kalori
|
2.
|
Protein
|
22,20
|
gr
|
3.
|
Lemak
|
1,20
|
gr
|
4.
|
Karbohidrat
|
62,90
|
gr
|
5.
|
Kalsium
|
125,00
|
mg
|
6.
|
Fosfor
|
320,00
|
mg
|
7.
|
Besi
|
6,70
|
mg
|
8.
|
Vitamin A
|
157,00
|
SI
|
9.
|
Vitamin B1
|
0,64
|
mg
|
10.
|
Vitamin C
|
6,00
|
mg
|
11.
|
Air
|
10,00
|
gr
|
12.
|
Bagian yang dapat dimakan
|
100,00
|
%
|
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan
Direktorat Gizi,
Departemen Kesehatan, 1981.
Tanah dan Iklim
1.
Tanah
·
Tanaman Kacang
Hijau merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai daya adaptasi yang
tinggi terhadap beberapa kondisi agroklimat.
·
Tanaman ini
menghendaki tanah dengan struktur yang gembur, dengan tekstur tanah berlempung ,
lempung berliat, dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi denga
drainase yang baik.
·
Kacang hijau
dapat tumbuh pada kemasaman (pH) tanah
antara 5,8 – 7 dengan pH optimal 6-7.
·
Pada tanah
yang sangat masam, kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik, karena
terhambatnya penyediaan unsure hara dalam tanah.
2. Iklim
·
Kacang Hijau
memerlukan intensitas penyinaran penuh minimal 10 jam per hari, pada suhu
antara 200 – 300 C (optimal 250 – 270
C ).
·
Tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan antara 50 – 200 mm/bulan dengan
kelembaban rata-rata 65 %.
TEKNIK BERCOCOK TANAM
·
Budidaya tanaman kacang hijau dilakukan
dengan cara generatif yaitu dengan
menggunakan biji/benih.
·
Benih kacang hijau yang baik diperoleh
dari pertanaman dan pengolahan benih dengan perlakuan khusus, sesuai dengan
tata cara penyediaan benih bermutu.
·
Secara umum benih kacang hijau yang
digunakan harus memnuhi persyaratan mutu benih sebagai berikut :
o
Mempunyai daya tumbuh diatas 80 %
o
Mempunyai kadar air di bawah 12 %
o
Murni tidak tercampur benih varietas
lain
o
Seragam, sehat, bernas, tidak keriput,
tidak luka bekas gigitan serangga,
o
Bebas hama dan bersih tidak tercampur
biji rumput dan kotoran lainnya.
·
Adapun varietas-varietas yang sudah
dilepas pemerintah dan dianjurkan untuk dibudidayakan anatara lain Manyar,
Betet, Walet, Merak, Nuri, Bhakti, Siwalik dan lain-lain dengan deskrifsi
varietas sebagaimana terlihat pada table dibawah ini.
Table 1. Varietas Kacang
Hijau yang Dianjurkan
No
|
Varietas
|
Umur Panen (hari)
|
Hasil (t/ha)
|
Keunggulan
|
1.
|
Merak
|
60-65
|
1,6
|
Tahan
penyakit layu dan aflatoksin, polong masak serempak
|
2.
|
Nuri
|
51
|
1,6
|
Toleran
embun tepung, tahan penyakit bercak daun, 2 kali panen
|
3.
|
Murai
|
63
|
0,9-2,5
|
Tahan
bercak daun cercospora
|
4.
|
Perkutut
|
60
|
0,7-2,2
|
Agak
tahan penyakit bercak daun dan tahan penyakit embun tepung
|
5.
|
Walet
|
58
|
1,6
|
Toleran
embun tepung, tahan penyakit bercak daun, 1 kali panen
|
6.
|
Kutilang
|
60-67
|
1,3
|
Tahan
penyakit embun tepung
|
7.
|
Camar
|
58
|
1,6
|
Tahan
penyakit bercak daun
|
Kebutuhan benih 15 – 20 kg/ha (daya tumbuh 90%)
Pengolahan tanah
1.
Lahan
sawah
·
Bekas padi dengan tektur tanah
ringan tidak perlu diolah, hanya jerami dan gulma dibersihkan.
·
Jika kondisi tanah becek perlu
dibuat saluran drainase setiap 4 - 6 m dengan
ukurran bedengan 2 – 4 meter.
·
Bila lahan
sawah masih tergenang air, maka dilakukan pembuatan bedengan dan pembuatan
saluran pembuangan air yang agak dalam di sekeliling petakan sawah.
·
Pengolahan
tanah secara dangkal untuk menghilangkan gulma, kemudian dibenamkan ke dalam
tanah.
·
Bila tidak ada
gulma, maka lahan tidak perlu diolah, jerami padi cukup dipotong dekat
permukaan tanah, kemudian dikumpulkan dipinggir sawah.
·
Jerami kemudian
digunakan sebagai penutup tanah setelah penanaman.
2. Lahan Kering
·
Dengan tekstur tanah ringan
tidak perlu pengolahan atau cukup pengolahan tanah minimal sepanjang barisan
tanaman.
·
Yang penting tanah bebas gulma,
bila perlu gulma disemprot dengan herbisida.
·
Untuk pembuangan air dibuat
saluran drainase setiap 4 m agar kelebihan air dapat segera dialirkan keluar.
3. Tanam
·
Benih ditanam
berbaris dengan menggunakan ajir dan tali.
·
Ajir digunakan
untuk membuat jarak antar barisan dan tali untuk meluruskan barisan sebagai
pedoman lubang tanam.
·
Lubang tanam
dibuat dengan alat tugal dari kayu dengan Jarak tanam 30 x 30 cm atau 30
x 15 cm (Lahan kering) dan 40 x 40 cm atau 40 x 20 cm (Lahan sawah).
·
Benih
diletakkan didalam lubang tanam sebanyak 2 -3 biji per lubang,
·
Kemudian
lubang ditutup dengan tanah yang gembur.
· Tanaman kacang
hijau mempunyai 2 tipe pertumbuhan, yaitu tanaman yang bercabang banyak dan
bercabang sedikit.
Penyulaman
·
Penyulaman
dimaksudkan untuk memperolah populasi tanaman sesuai dengan yang
diinginkan.
·
Penyulaman
dilakukan dengan penanaman kembali pada lubang-lubang tanaman yang tidak
tumbuh.
·
Waktu
penyulaman dilakukan 3 – 5 hari setelah tanam.
Pemupukan
·
Pemupukan
dilakukan dua kali, yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan sesuai dengan tahapan
pertumbuhan tanaman.
·
Secara umum
anjuran per hektar adalah sebagai berikut :
o Di lahan kering :
Urea 50 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha
o
Di lahan sawah : Urea 100 kg/ha, SP-36 50 kg/ha dan
KCl 50 kg/ha
·
Pemupukan dilakukan bersamaan
waktu tanam dengan disebar atau dilarik
di sisi barisan tanaman
Penyiangan
·
Penyiangan dimaksudkan untuk memberantas gulma/rumput, sehingga tidak
bersaing dengan tanaman kacang hijau dalam penyerapan unsur hara.
·
Kegiatan ini dapat dilakukan secara mekanis dengan menggunakan alat atau
tangan serta dengan kimiawi dengan herbisida yang efektif.
·
Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada umur 15
dan 30 hari setelah tanam
Pengendalian hama dan penyakit
1)
Hama utama
·
Lalat kacang
(Agromyza phaseoli),
o Hama ini
menyerang pada tanaman yang masih muda, ulatnya menggerek keeping biji
atau daun pertama dan kedua, kemudian masuk kedalam batang.
o Tanaman yang terserang menjadi kerdil,
kekuning-kuningan dan layu dan bila kulit batang dikupas ditemukan kepompong.
o Tanaman yang terserang berat akan mati.
o Pengendalian hama ini dapat dilakaukan dengan
pergiliran tanaman, tanam serempak, penggunaan benih yang telah dicampur
insektisida yang efektif dan penyemprotan dengan insektisida yang efektif.
·
Hama perusak daun
o Hama perusak daun yang sering menyerang tanaman
kacang hijau antara lain Ulat jengkal (PIusia chalcites),
ulat grayak (Spodoptera
litura), penggulung daun (Lamprosema
indicate), pelipat dauan (Stomopteryx
subsecivella)
o Hama ini merekatkan kedua tepi daun dan memakan
sepanjang tulang-tulang daun.
o Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
pergiliran tanaman , tanam serempak, pengolahan tanah atau penggenangan air untuk membunuh larva
dan puva dalam tanah.
o Dapat juga dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif organofosfat,
peritroit sintetik dan karbamat
·
Kumbang kedelai (Phaedonia inclusa)
o Larva dan kumbang hama ini menyerang tanaman yang
baru tumbuh sampai tua, terutama pada bagian tanaman yang muda.
o Serangan pada polong muda terjadi pada kulit polong
maupun bagian biji, sedangkan polong tua hanya pada kulitnya saja.
o Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pergiliran
tanaman, tanam serempak, sanitasi lingkungan dan penyemprotan dengan
insektisida yang efektif.
·
Penggerek
polong (Maruca testutalis dan Etiella zinckenella),
o Hama ini menyerang polong dengan gejala serangan
pada kulit polong terdapat bercak hitam dan bila dibuka didalammnya terdapat
ulat hijau gemuk bersama kotorannya yang basah berwarna hijau.
o Hama ini dapat dikendalikan dengan pergiliran
tanaman, tanam serempak, dan penyemprotan dengan insektisida yang efektif
seperti pestisida berbahan aktif
organofosfat, peritroit sintetik dan karbamat
·
Kutu
(Thrips)
o
Thrips merupakan Hama penting
pada musim kemarau, dengan gejala serangan
daun mengerut, kerdil,
pembentukan polong terhambat dan hasil biji sangat rendah.
o Pengendaliannya adalah dilakukan penyemprotan
insektisida Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron, Gusadrin, Nuvacron atau Basudin
dengan takaran 2-3 ml/l air dengan volume semprot 500-600 liter/ha.
Penyakit utama
·
Bercak daun (Cercospora canescens)
o Penyakit ini menyerang daun dengan gejala serangan
terdapat bercak-bercak coklat pada daun.
o Pengendalaiannya dengan cara pergiliran tanaman,
penyemprotan dengan insektisida yang efektif
·
Virus sapu
o Tanaman yang terserang menjadi kerdil, tumbuh
abnormal/banyak cabang.
o Pengendalaiannya dengan cara pergiliran tanaman,
penyemprotan dengan insektisida yang efektif.
o Contoh fungisida seperti : Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 200
atau Daconil pada awal serangan dengan takaran 2 g/liter air.
·
Penyakit-penyakit
lain yang menyerang tanaman adalah busuk batang, embun tepung dan penyakit kudis (Elsinoe iwatae).
·
Pengendaaliannya
adalah dengan penyemprotan fungisida yang dilakukan saat polong berwarna hitam/coklat, biasanya dilakukan dua kali.
Polong segera dijemur dan dibijikan sampai kadar air 10%.
Panen
·
Umur panen tanaman kacang hijau berkisar
antara 60 – 100 hari, tergantung varietas yang ditanam.
·
Tanda-tanda umur panen adalah polong
sudah tua berwarna coklat sampai hitam.
·
Polong tua harus segera dipetik karena apabila terlambat maka polong
dapat pecah, sehingga biji kacang hijau terbuang ke tanah.
·
Tanaman kacang hijau dipanen dengan cara
dipetik polong yang sudah tua.
·
Kemudian dikumpulkan dalam ember atau
tempat penampungan saat pemetikan.
·
Pemetikan dapat dilakukan beberapa kali
karena polong kacang hijau tidak tua serempak.
Pasca
Panen
·
Polong yang sudah dipetik dikumpulkan
dan dikeringkan diatas lantai jemur atau dengan alas tikar, setelah kering
sebagai besar polong dapat pecah sendiri.
·
Polong yang sudah kering dimasukkan ke
dalam karung, untuk merontokkan biji dapat dilakukan dengan cara pemukulan
dengan alat pemukul kayu atau digilas, sehingga semua polong pecah dan biji
telah keluar dari polongnya.
·
Biji-biji kacang hijau dibersihkan dan
kemudian siap untuk dijual atau dikonsumsi.
RUJUKAN
·
----------, 2006. Deskripsi
varietas unggul baru padi dan palawija, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.
·
-----------,1998. Budidaya
Tanaman palawija, Direktorat Jenderal Tanaman pangan dan Hortikultura,
Departemen pertanian, Jakarta
*********************************************************************************
Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi di dalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan pinggir dari pertanaman. Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Beberapa peneliti melaporkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 – 2 kali lipat lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian dalam.
Paket budidaya tanaman padi sawah sistem legowo merupakan paket teknologi yang dikembang kan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras dalam upaya pemerintah dalam kegiatan intensitifikasi pertanian dalam kegiatan pembangunan pertanian.
Sistem legowo ini memilki pola tanam monokultur dengan populasi tananam 37.000/Ha. Penyemaian benih pada sistem legowo ini dengan cara benih disebar pada bedengan-bedengan yang terisolasi di luar areal penanaman Bibit dipindahkan ke lahan pada umur 21 hari. Bila lokasi penanaman terdapat penyakit akar gada, maka penyemaian dilakukan pada kantong plastik atau kantong yang dibuat dari daun pisang dan tanah diambil dari lokasi yang belum terinfeksi penyakit tersebut, kemudian bibit baru dipindahkan ke lapangan pada umur 45 hari.
Keuntungan Penanaman padi dengan sistem jajar legowo dua baris diantaranya:
- Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir),
- Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah,
- Penyediaan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina padi, dan
- Penggunaan pupuk lebih berdaya guna (suhendrata et al, 2004: badan litbang pertanian, 2007a; suhendrata et al, 2008).
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
- Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
- Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
- Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Berdasarkan hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanam sistem jajar legowo dua baris dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm dapat meningkatkan produksi antara 560 – 1.550 kg/ha dibandingkan dengan taman sistem tegel dengan jarak tanam 20 x 20 cm, dan R/C meningkat dari 1,16 menjadi 1,43 dengan peningkatan keuntungan Rp1.352.000/ha (Widarto dan Yulianto, 2001).
Seperti juga denfarm padi SL-Agribisnis yang telah dilaksanakan di desa Guwa Lor kecamatan Kaliwedi, sebagaimana yang dilaporkan Kepala BPP Gegesik bahwa denfarm padi yang menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo 2 dengan pengawalan dan pendampingan para Penyuluh Lapangan didapat hasil rata-rata ubinan sebesar 7,746 Kg. dan bila dikonversi setara dengan produktivitas padi pertahun sebesar 12,393 Ton GKP/ha.
Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:
- Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan diatas
- Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman padi
- Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir
- Mengurangi serangan penyakit
- Mengurangi tingkat serangan hama
- Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida
- Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman.
Ditulis Posting Ulang : Empie.
(PP Madya - BKP5K Kab.Cirebon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar