>
Tampilkan postingan dengan label Ketahanan Pangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ketahanan Pangan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Oktober 2013

PELATIHAN PENGOLAHAN PANGAN LOKAL BAGI KWT DI KABUPATEN CIREBON


Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kab Cirebon dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Cirebon terus menggalakkan program penganekaragaman konsumsi terhadap bahan pangan lokal non beras sehingga ketergantungan pada beras semakin berkurang.
Kelompok Wanita Tani (KWT) selama ini identik dengan kegiatan wanita yang berkaitan dengan budidaya pertanian baik tanaman maupun peternakan. Melalui program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL), KWT di kabupaten Cirebon tidak hanya handal bercock tanam dan beternak tapi juga terampil dalam hal pengolahan makanan dari bahan lokal yang jumlahnya cukup banyak di sekitar kita dan menjadikannya makanan olahan yang menarik dan lezat agar banyak digemari masyarakat luas. Sehingga memunculkan pula usaha baru bagi ibu-ibu yang tergabung dalam KWT di setiap desa tentunya kegiatan ini mampu menopang ekonomi keluarga masing-masing anggota.  

Guna mendukung kegiatan KWT tesebut, pemerintah Kabupaten Cirebon dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Peikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Cirebon mengadakan Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal dan Pelatihan Keamanan Pangan yang diselenggarakan secara berturut-turut pada Selasa (10/8) dan Rabu (11/8) di hotel Apita dan hotel Intan Cirebon. Pelatihan ini diikuti oleh 80 ibu-ibu ketua KWT se-kabupaten Cirebon penerima program P2KP dari tahun 2010 sampai 2013 baik dari kegiatan bersumber dana dari APBN maupun yang bersunber dari APBD II serta program KRPL 2013 dari APBN.


Dari kedua program tersebut KWT di Kabupaten Cirebon mampu membuat kebun bibit dan memelihara ternak yang menghasilkan sumber pangan bagi keluarga masing-masing.
Hasil dari pemanfaatan pekarangan ini juga, diolah KWT menjadi beberapa produk makanan sebagai usaha rumah tangga. Berbagai macam produk yang dihasilkan seperti keripik pisang, ubi, singkong, kentang; manisan mangga belimbing, pepaya, tomat;  wajit labu, ubi dll.

Produk olahan umbi-umbian ini menjadi andalan guna mendukung program diversifikasi pangan. KWT Kabupaten Cirebon juga menjadi penyedia sajian olahan umbi-umbian dalam Pameran Pangan Nusa yang diadakan Kementerian Perindustrian Juni lalu di Kota Cirebon. Selain itu produk dari KWT Kabupaten Cirebon yakni mie kocok dari ubi jalar menjadi sajian dalam perayaan hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2013 di Kementerian Pertanian, Jakarta.

Dengan dibekali pelatihan pengolahan pangan lokal dan pelatihan keamanan pangan, ibu-ibu-ibu KWT sebagai pelaku usaha pengolahan makanan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.

Pada pelatiahan Pengolahan Pangan Lokal kali ini sengaja dihadirkan narasumber dari Universitas Pasundan, Bandung Bpk.Yusep Ikrawan, PhD yang antara lain memberikan materi pengolahan buah-buahan misalnya dari buah nenas: keripik, selai, manisan kering, sari buah dan sirup nenas.

Pengolahan yang sama juga bisa dilakukan dari buah yang berbeda seperti pepaya, nangka dan pisang. Bahkan untuk papaya bisa dibuat saos, untuk nangka dan pisang bisa dibuat dodol.
                              
Selain pengolahan buah-buahan, narasumber yang sama juga membekali peserta KWT dengan pengolahan dari umbi-umbian seperti tepung dan pati ubi kayu, saos dan mie ubi jalar, tepung dan pati kentang.
                                                           
Selain narasumber dari Unpas, hadit pula narasumber dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni Bpk. Ahmad Sulaeman, PhD yang pada Pelatihan Keamanan Pangan menyampaikan materi tentang keamanan pangan. Yang diantaranya menyebutkan bahwa keamanan pangan adalah semua kondisi dan tindakan yang diperlukan selama produksi, prosesing, penyimpanan, distribusi dan penyiapan makanan sehingga ketika dimakan tidak menyebabkan resiko kesehatan.

Kemudian diuraikan pula tentang penyebab terjadinya kontaminasi pathogen antara lain di lahan:  penggunaan kotoran segar dan tanah terkontaminasi, air irigasi yang kotor, hewan liar dan burung liar, peralatan pertanian yang kotor. Pada saat panen: kesehatan dan higiene pekerja kritikal selain peralatan, utensil, dan kemasan dapat mengkontaminasi  produk. Di rumah kemasan: air untuk mencuci produk atau mengalirkan produk,  higiene pekerja dan permukaan yang kontak dengan makanan.

Pada saat transportasi dan distribusi juga tidak luput dari kemungkinan kontaminasi pathogen. Potensi kontaminasi lain yakni pada saat dipajang di pasar ritel dan saat ditangani di operasi jasa boga serta penanganan dan cara konsumsi oleh konsumen akhir.

Pelatihan pengolahan dan keamanan pangan ini tentunya sangat bermanfaat bagi peserta yang hampir seluruhnya adalah ibu-ibu rumah tangga sebagai penyedia makanan bagi anggota keluarga masing-masing. Peserta pelatihan yang merupakan ketua KWT yang sebagian besar pelaku usaha pengolahan makanan juga diharapkan bisa menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada anggota mereka masing-masing.

Penulis : YETI, ST
Penyuluh Pertanian Muda
Di Bidang Ketahanan Pangan
Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Cirebon.

Di Upload oleh :  Empi - UPI BKP5K



pesan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Weblog Penyuluhan Pertanian Cherbon ini silahkan dimanfaatkan untuk penyediaan materi Penyuluhan bagi para Penyuluh dan untuk mendapatkan angka kredit pointnya juga dalam upaya transfer teknologi kepada pelaku utama